Minggu, 30 Oktober 2011

Pentingnya sebuah kepercayaan







Manusia diciptakan untuk mengisi bumi ini dan menjaganya sebagai khalifah.
manusia dipercayai Tuhan YME untuk merawat dan melestarikan dunia ciptaan nya ini dengan anugrah yg ia berikan yaitu akal dan nafsu..
malaikat yg selalu istiqomah, selalu bersujud kepadanya saja sampai bertanya-tanya. kenapa manusia yg akhirnya akan diciptakan nanti hanya akan merusak dan membumihanguskan bumi ini harus ada? dan apa jawaban Tuhan kepada malaikat?
"Aku lebih tahu segala hal daripadamu, karena aku tak mungkin menciptakan sesuatu tanpa sebab dan akibat" *potongan ayat Al-Quran.


Manusia, terutama yg menganut agama islam seharusnya menyadari betul makna potongan ayat diatas. Tuhan  mampu memberikan kepercayaan sebesar-besarnya kepada manusia yg memang pada akhirnya akan jadi perusak dibumi. tetapi kenapa kita yg sesama manusia tidak mampu memberikan kepercayaan kepada orang lain? kepada orang terdekat kita? kepada orang yg kita sayangi bahkan kita cintai?
mungkin pada kisah kali ini gw akan bercerita tentang penting nya rasa percaya dan kepercayaan.
dan semoga pembaca mampu memetik hikmah yg terkandung pada kisah hidup kali ini..



 Dulu, gw mempunyai seseorang yg berharga, yg berarti , dan seseorang yg mampu membuat gw tersenyum dikala keadaan yg miris sekalipun..
dia, mengajarkan gw bagaimana mencintai seseorang dengan sebenar benarnya, dia mengajari gw bagaimana cara bersabar dan lapang dada dalam menyikapi suatu masalah baik itu masalah ringan maupun berat sekalipun.
dan diakhir rangkaian cerita novel lika-liku hubungan kami, dia juga yg mengajarkan gw bahwa mempercayai seseorang itu sulit , dan akan sangat menyulitkan ketika banyak faktor-faktor perusak kepercayaan tersebut datang menghampiri..

Diawal hubungan kami, mungkin gw lebih sering merasakan sakit hati ketimbang rasa bahagia.
dengan wajahnya yg cantik dan tentu saja rebutan para cowok cowok, gw harus menerima pil pahit ketika menemukan beberapa bukti bukti kedekatan nya dengan cowok lain.
gw tanya baik baik dengan nya, mencoba memebrikan kepercayaan yg lebih karena gw sayang, dan akhirnya gw luluh saat dia tersenyum dan menjelaskan yg sebenar nya kepada gw. indah sekali pemandangan saat itu.
Bahkan saat gw dihantam dengan masukan-masukan menyakitkan dari seseorang yg pernah dekat dengannya, gw tetep berfikir positif dan mempercayainya sebagaimana gw mengharapkan kepercayaan darinya.
Tapi, kenyataan  pahit harus gw terima saat dia lebih mempercayai orang-orang yg baru dikenal nya ketimbang mempercayai gw yg telah mengisi hari-harinya selama kurang lebih 9 bulan. apa arti jerih payah gw untuk mempercayainya pada waktu itu? 
gw ngerasa miris dengan keadaan. suatu hubungan yg tak dilandasai dengan rasa percaya hanyalah menghasilkan sebuah kehancuran, dan gw adalah tipe-tipe yg nggak kuat untuk menerima kenyataan seperti itu. gw hanya merasa seperti orang bodoh yg mencintai seseorang, tapi orang itu tidak mencintai gw. dan analogi nya seperti itu untuk keadaan saat ini.
namun sekali lagi, dalam keadaan yg sesakit apapun itu,gw tetep menghargai keputusan yg dia buat.
kesabaran manusia memang ada batasnya, tetapi gw berusaha membuat "ruang" kosong didalam hati gw untuk menyimpan segala sakit hati yg pernah gw terima selama ini..
jika ingat tetangga gw yg meninggal karena sakit hati waktu itu, mungkin suatu saat entah kapan jika kantong kesabaran dihati gw meledak, dan liver gw pun pecah, mungkin saat itu gw akan bener bener kehilangan diri gw sendiri. itulah konsekuensi hidup.
mencintai seseorang itu tidak lah gampang seperti membalikkan telapak tangan, namun gw mencoba untuk membuat nya mencintai gw walaupun tarafnya hanya mendekati membalikkan telapak kaki 180 derajat.


Malam itu...
disalah satu pusat tongkrongan anak muda dikota palembang, gw pergi bersamanya untuk menyelesaikan masalah yg terkatung-katung selama kurang lebih 1 bulan. tanpa direstui orang tua untuk pergi,gw tetep pergi demi menyelesaikan masalah itu.
kuharap dia nggak pernah tau kejadian apa yg gw dapet sepulang dari pergi bersamanya malam itu.
obrolan-obrolan kami pun dibuka, diiringi dengan suasana dingin nya malam, gw dan dia saling berdebat membahas masalah ini.
gw yg hanya bisa memberikan fakta dan kenyataan yg sebenar-benar nya kepadanya ternyata belum memberikan kepuasan jawaban dan alasan untuk nya. dan akhirnya, dia memanggil seseorang yg dia percayai ,yg pernah membicarakan borok gw , yg ternyata orang itu tidak lain adalah teman sepermainan gw sejak kecil.
semakan,,setidur,serokok. itu semua telah gw alami bersama temen gw itu, dan malam itu dia datang diiringi emosi yg meledak-ledak.
dengan tampang dan nafsu untuk membunuh gw, gw berusaha untuk menenangkan hati dan fikiran nya.gw tau dia durundung masalah yg tak kunjung usai, dan jika kami berbicara dengan suasana hati seperti itu, entah pertarungan macam apa yg akan terjadi malam itu.
gw yg disudutkan, gw yg disalahkan, tetapi gw meminta maaf padanya. gw hanya ingin tau alasan apa yg membuatnya berbicara seperti itu sama cewek gw. tidak lebih tidak kurang. namun sampai saat ini, dia belum menjawab hal tersebut. wallahualam bissahwab,.
saat pembicaraan gw dan temen gw mencapai klimaks nya, gw meminta maaf dan bersalaman dengan nya. gw tahu gw gak sepenuhnya salah, tapi untuk meminimalisasi emosi dan suasana hati yg saat itu sangat panas, sepertinya hal itu memang pantas dilakukan..

yah, pacar gw nangis.
setetes,dua tetes dan akhirnya jaket yg ia kenakan dibanjiri dengan tetesan air matanya yg meluncur dengan deras.
jika dulu gw pernah berusaha untuk menghapus air matanya, memeluk nya untuk menenangkan nya, tapi malam itu, sepertinya gw nggak pantas untuk melakukan nya.
gw telah menyadari bahwa uluran tangan dan dekapan yg gw berikan hanya akan ditepis dan dimentahkan dengan kerasnya. dan gw nggak mau hal itu terjadi..

sepanjang perjalanan pulang, kami hanya berdiam diri dan gw sesekali mengingatkan nya akan kebiasaan kebiasaan jelek yg sebaiknya pacar gw kurangi.dan gw bertanya satu hal kepadanya.

"masih pantaskah aku memanggilmu dengan kata 'SAYANG ' ?"

dan dia menjawab nya dengan dingin..
"nggak tau.."

sesampainya dirumah nya, waktu saat itu menunjukkan kurang lebih pukul 22.00 , suhu 29 derajat namun terasa 180 derajat dihati gw.
gw berpamitan dengan dia, dan orang tuanya.
jika memang malam itu adalah malam terakhir bagi gw untuk mengantarnya pulang, gw akan berusaha mengingat bagaimana jalan menuju rumah itu yg mungkin nggak akan pernah gw tahu lagi..

maafkan aku.
dimalam ulang tahunmu yg seharusnya akan menjadi malam yg spesial, gw hanya bisa memberi kesusahan dan kesulitan. ingin rasanya tangan ini memberikan kado yg udah gw simpan dengan baik selama ini. tapi gw sadar, kado itu akan sia-sia jika maknanya bila menjadi sebuah "kenangan", bukanlah kado, dan akhirnya malah dibuang jauuuuuuh sekali saat dia telah menemukan pengganti gw yg lebih bisa membahagiakan dia jauh daripada gw yg hanya bisa menyusahkan nya.
tak terasa bungkusan ini dibasahi dengan tetesan tetesan kecil air yg meluncur dengan kecepatan yg konstan..



aku menunggumu diujung jalan ini.
aku menantimu, masih menantimu.
sampai hatimu kan tertuju kepadaku.
sampai kau mampu tuk memberikanku
setitik rasa kepercayaan..



Terima kasih untuk potongan lagunya band @mirter's..




ditunggu komen nya dari para pembaca.
bisa lewat facebook : satria wira pratama dan lewat twitter @kambingjantans
Sekian dulu cuap cuap gw saat ini, Assalamualaikum ::)