Sabtu, 08 September 2012

Life Story~


 'Sad'Turday Nite


Jalanan pagi ini terasa sangat menusuk tulang.
hujan dengan kecepatan konstan mengguyuri kota palembang dengan cantiknya.
kalo bukan tuntutan study mana mau gue bela-belain kuliah.
                                
Bermodal selembar jaket kulit gembel, gue arungi jalanan dengan menahan gemeretak di gigi. Sesampainya di halte, gue langsung parkir motor dan siap-siap "morsing" berebut bis dengan para mahasiswa lainnya. Adu sikut, adu tulang, sampe akhirnya adu kambing. Gue masuk dengan nyaris tidak selamat di bus. Dengan wajah penuh sumringah mengeksploitasi "kemenangan" tadi, gue hantamkan pantat dengan indahnya dibangku bis.
"aaah, terasa empuk sekali bangku pagi ini."

Gue pikir perjuangan gue cuma sampe segitu doang, gak taunya masih ada lagi. seorang pria yg sampe sekarang jenis kelaminnya masih meragukan duduk disebelah gue. matanya sayu,hidungnya satu,tapi lobang idungnya gede banget. ”gila, ini orang apa titisan Hulk? yah masa bodo amat yang penting ada temen seperjuangan. eh, temen seperjalanan” Gumam gue.

"geser dikit mas" pintanya sama gue
gila, itu badan udah ukuran XXL masih aja minta geser.
dengan tampang merengut, gue geser badan yang kecil ramping ini hampir mepet banget ke kaca.
"malangnya pagi ini" gerutu gue dalam hati sambil menghela nafas.




Demi menghilangkan rasa bosan, gue keluarin hape legendaris dari kantong.
memang gak ada sms pagi itu, miris banget nasib gue tiap pagi.
Yah, dulu sih masih ada makhluk berjenis kelamin wanita yang perhatian sama gue. Dulu, gue mempunyai seseorang yang berharga, yang berarti , dan seseorang yang mampu membuat gue tersenyum dikala keadaan yg miris sekalipun.
 Dia, mengajarkan gue bagaimana mencintai seseorang dengan sebenar-benarnya. Dia mengajari gue bagaimana cara bersabar dan lapang dada dalam menyikapi suatu masalah baik itu masalah ringan maupun berat sekalipun.
Diakhir rangkaian cerita lika-liku novel hubungan kami, dia juga yang mengajarkan gue bahwa mempercayai seseorang itu sulit , dan akan sangat menyulitkan ketika banyak faktor-faktor perusak kepercayaan tersebut datang menghampiri..
Diawal hubungan kami, mungkin gue lebih sering merasakan sakit hati ketimbang rasa bahagia. Dengan wajahnya yg cantik dan tentu saja rebutan para cowok cowok, gue harus menerima pil pahit ketika menemukan beberapa bukti-bukti kedekatannya dengan cowok lain. gue tanya baik-baik dengannya, mencoba memberikan kepercayaan yang lebih karena rasa sayang gue ke dia, dan akhirnya gue luluh saat dia tersenyum dan menjelaskan yang sebenarnya kepada gue. indah sekali pemandangan saat itu.
Bahkan saat gue dihantam dengan masukan-masukan menyakitkan dari seseorang yang pernah dekat dengannya, gue tetep berfikir positif dan mempercayainya sebagaimana gue mengharapkan kepercayaan darinya.
Tapi, kenyataan  pahit harus gue terima saat dia lebih mempercayai orang-orang yang baru dikenalnya ketimbang mempercayai gue yg telah mengisi hari-harinya selama kurang lebih 9 bulan. apa arti jerih payah gue untuk mempercayainya pada waktu itu? 
Gue ngerasa miris dengan keadaan. suatu hubungan yang tak dilandasi dengan rasa percaya hanyalah menghasilkan sebuah kehancuran, dan gue adalah tipe-tipe yang nggak kuat untuk menerima kenyataan seperti itu. gue hanya merasa seperti orang bodoh yang mencintai seseorang, tapi orang itu tidak mencintai gue.
namun sekali lagi, dalam keadaan yang sesakit apapun itu, gue tetep menghargai keputusan yg dia buat. kesabaran manusia memang ada batasnya, tetapi gue berusaha membuat ‘ruang’ kosong didalam hati gue untuk menyimpan segala sakit hati yang pernah gue terima selama ini. jika ingat tetangga gue yg meninggal karena sakit Jantung waktu itu, mungkin suatu saat entah kapan jika kantong kesabaran dihati gue meledak, dan Jantung gue pun pecah, mungkin saat itu gue akan bener bener kehilangan diri gue sendiri. itulah konsekuensi hidup.
mencintai seseorang itu tidak lah gampang seperti membalikkan telapak tangan, namun gue mencoba untuk membuat nya mencintai gue walaupun tarafnya hanya mendekati membalikkan telapak kaki 180 derajat.





Suatu malam..
Di salahsatu pusat tongkrongan anak muda dikota palembang, gue pergi bersama pacar gue untuk menyelesaikan masalah yang terkatung-katung selama kurang lebih 1 bulan. tanpa direstui orang tua untuk pergi, gue tetep pergi demi menyelesaikan masalah itu. Gue Harep, dia nggak pernah tau kejadian apa yang gue dapet sepulang dari pergi bersamanya malam itu.
obrolan-obrolan kami pun dibuka, diiringi dengan suasana dinginnya malam, gue dan dia saling berdebat membahas masalah kami.
gue yang hanya bisa memberikan fakta dan kenyataan yg sebenar-benarnya kepadanya ternyata belum memberikan kepuasan jawaban dan alasan untuknya. dan akhirnya, dia memanggil seseorang yang dia percayai ,yang pernah membicarakan borok gue, yang ternyata orang itu tidak lain adalah teman sepermainan gue sejak kecil.
semakan,setidur,serokok. itu semua telah gue alami bersama temen gue itu, dan malam itu dia datang diiringi emosi yang meledak-ledak. dengan tampang dan nafsu untuk membunuh gue, gue berusaha untuk menenangkan hati dan fikiran nya. gue tau dia sedang durundung masalah yang tak kunjung usai, dan jika kami berbicara dengan suasana hati diiringi emosi yang meninggi, entah pertarungan macam apa yang akan terjadi malam itu. gue yang disudutkan, gue yang disalahkan, tetapi gue meminta maaf padanya. gue hanya ingin tau alasan apa yg membuatnya membicarakan keburukan-keburukan gue ke pacar gue. tidak lebih tidak kurang. namun sampai saat ini, dia belum menjawab hal tersebut. wallahualam bissahwab.
 saat pembicaraan gue dan temen gue mencapai klimaksnya, gue meminta maaf dan bersalaman dengannya. gue tahu kalo gue gak salah, tapi untuk meminimalisasi emosi dan suasana hati yang saat itu sangat panas, sepertinya hal itu memang pantas dilakukan.
yah, pacar gue nangis. setetes,dua tetes dan akhirnya jaket yang ia kenakan dibanjiri dengan tetesan air matanya yang meluncur dengan deras. jika dulu gue pernah berusaha untuk menghapus air matanya, memeluknya untuk menenangkannya, tapi malam itu, sepertinya gue nggak pantas untuk melakukannya. gue telah menyadari bahwa uluran tangan dan dekapan yang gue berikan hanya akan ditepis dan dimentahkan dengan kerasnya. dan gue nggak mau hal itu terjadi. sepanjang perjalanan pulang, kami hanya berdiam diri dan gue sesekali mengingatkannya akan kebiasaan-kebiasaan jelek yang sebaiknya pacar gue kurangi. Finally, gue bertanya satu hal kepadanya.
"masih pantaskah aku memanggilmu dengan kata 'SAYANG ' ?"
dan dia menjawab nya dengan dingin..
                                       "nggak tau.."       
sesampainya dirumahnya, waktu saat itu menunjukkan kurang lebih pukul 22.00 , suhu 29 derajat namun terasa 180 derajat dihati gue. gue berpamitan dengan dia, dan orang tuanya.
jika memang malam itu adalah malam terakhir bagi gue untuk mengantarnya pulang, gue akan berusaha mengingat bagaimana jalan menuju rumah itu yang mungkin nggak akan pernah gue tahu lagi..




Dan akhirnya, sampai sekarang belum ada satu wanita pun yang mampu menggerakkan hati gue untuk berpaling maupun move on darinya.

Gue baca folder di hape gw sambil nyetel lagu Eternal Flame-nya Atomic Kitten, gue baca lagi sms-sms beberapa bulan yang lalu saat gue masih bersama dia. mengingatkan kembali kenangan-kenangan indah maupun tidak indah yang pernah kita alamin bersama. kenangan indah yang hancur karna campur tangan temen, dan beberapa orang yang gak bertanggung jawab. kenangan buruk yang udah lama gue lupain, yang udah pernah gue simpen dikotak sampah yang berada dihati gue. namun belakangan ini kembali teringat,kembali menyerang sanubari.
                                       
Suatu malam,lebih tepatnya malam minggu.
gue yang gak tau harus pergi kemana, padahal dijalan banyak yang gue lihat pergi sama pacarnya masing-masing. Akhirnya gue memutuskan untuk kumpul bersama sahabat-sahabat gue semasa SMA dan tentu saja sampai saat ini. keceriaan gue bersama mereka malam itu akhinya sampai pada pukul setengah 12. karena udah larut malam kami pun beranjak pulang.
Dipersimpangan antara jalan menuju rumah dan tempat gue biasa makan sama temen-temen, gue berhenti. entah kenapa hati ingin menuju ke FC, foodcourt kalo kami biasa bilang.









Gue muter motor dan bener saja temen-temen gue lagi kumpul disitu.
gue cabut kunci dan langsung menyapa mereka.
"darimana tos?" tanya temen gue
(kalo dikalangan temen deket rumah,gue emang dipanggil tos. maksudnya potongan nama bokap)
gue bilang aja habis jalan sama pacar, padahal sama temen.

Diiringi genjrengan gitar, mereka bercanda dan gue pun ikut tertawa lepas malam itu. sampai akhirnya ada pembicaraan.

"tadi aku pergi sama si K toss"
"oh kemana kak?"
"jalan-jalan aja, ke Benteng, makan"

mendengar nama si "K",mantan gue,langsung ngebuat memori otak gue kacau. gue yang pernah galau setengah kilo gara-gara dia dan teman gue, kenapa harus mendengar nama itu lagi dan temen gue lagi. suasana hati gue jadi gak karuan malam itu. gue tau kalo terus berada disana, gue bakalan makan ati dengerin kemesraan mereka dimalam itu.
melihat gelagat gue yang gelisah, ada seorang temen  yang tau. diem-diem dia bisikin, "udah pulang aja, abang ngerti apa yang kamu pikirin".
mendengar kata-kata itu,akhrinya gue berpamitan. temen gue bilang jangan pulang dulu, tapi gue bilang udah malem dan gue langsung pamit,waktu emang udah nunjukin jam 1 pagi.
malem itu gue kepikiran banget. kepikiran sampe gak bisa tidur gara-gara belum ngantuk.

Malam yang menyebalkan itu pun berlalu...




                                                        
Keesokan harinya..

"nih foto kami jalan kemaren" kata temen gue.
entah emang sengaja atau enggak, dia memperlihatkan foto itu sama gue.

foto yang udah lengkap diupload di facebook.
gue pandangi foto itu,gue tangkap semua kesenangan mereka malam itu di retina mata.
gue tangkap tatapan mata bahagia keduanya.
gue tersenyum, gue menahan sakit lagi dengan tersenyum..

"close youre eyes, give me youre hand darling. do you feel my heart beating? do you understand?"
gak terasa lagu ini udah belasan kali diputer selama perjalanan gw menuju kampus tercinta. Timingnya emang pas bener.
pacar gue, ninggalin gue pergi setelah mengisi hati, jiwa, dan sanubari gue sembilan bulan. Dia juga udah memiliki pasangan sekarang, dan kemarin jalan sama temen gue. temen deket gue walaupun bukan kategori yang bisa gue bilang sahabat.
apa lo sadar 'K'? sampe sekarang gue ga bisa ngelupain lo, tapi setelah gue lihat foto itu. mengetahui apa saja yang terjadi setelah itu, semua telah memusnahkan asa yang ada dihati gue untuk terus ngarep elo.





"gue masih nunggu lo diujung jalan ini"

itu kata-kata gue yang gw ucapkan beberapa bulan yang lalu.
tapi setelah kejadian ini, semua seakan menjadi titik akhir pengharapan tak pasti gue untuk lo, dan akhirnya gue menemukan ujung jalan yang selama ini gak pernah gue temukan.


"Semoga cerita cinta ini kan menjadi kenangan indah nanti."

Tanpa sadar gue muter lagu flanella,selamat tinggal cinta pertama.

"mas, mas" tiba-tiba ada yang mengejutkan lamunan gue.
"ah iya, apa? gue melongok ke samping kanan kursi"
kenek bis menadahkan tangannya meminta ongkos perjalanan karena sedikit lagi sampe di Kampus tercinta. Gue melirik ke arah samping, Si Hulk ternyata belon bangun dari tidurnya, ”sial!” gerutu gue.
"ini mas, makasih" seraya gue sambil memberi uang.
~Ku tulis ini saat bersedih menunggu dirimu yang tak berdaya terpisah oleh keadaan.
Selamat tinggal cinta pertama mengisi waktuku memberi rasa yang tak terlupakan.
Tak mudah ungkapkan dengan hati saat senyum dan tangis menyatu tapi ini terbaik untukku dan untuk dirimu.
Hanya waktu yang mampu mengerti betapa berat perpisahan ini semoga cerita cinta ini menjadi kenangan indah nanti.~

Gerbang Universitas sriwijaya udah kelihatan, gue beranjak untuk duduk dikursi lebih tinggi sembari merapikan rambut gue. Saat fakultas gue kelihatan, lagu ini selesai diputar, dan bis udah mulai menepi..
”Selamat tinggal cinta pertama Gue!”

IN Memoriam :')


Jumat, 06 Juli 2012

Kebodohan yg dipuja Part-1



                                                                 

                                                                                      
“Cinta, berawal dari mata dan biasanya berakhir di kamar mandi”


          Eit, jangan ngeres dulu. Maksud gue disitu, cinta emang biasanya timbul pada tatapan mata antara dua insan yang berbeda. Berakhir di kamar mandi karena salah satu dari mereka mewek tuh. Mungkin karena terlalu sayang kalo air matanya dibuang di sprei (padahal sprei nya baru dicuci) mungkin enakan dibuang tuh dikamar mandi, udah dibuang, disiram, beres kan? Pekerjaan yang simple.
          Akan tetapi semua tak semudah itu saat “proses” berawal dari mata dan berakhir di kamar mandi itu sedang dilakukan. Saat kita ngejalanin yang namanya cinta. Saat kita tahu cinta itu apa. Saat itu kita akan berkata.
                   “bodoh nya gue ngelepas dia,bodohnya gue,bodohnya gue”


          Yap, itu kebodohan. Dan kebodohan seperti itu udah sering banget orang lakukan. Dan gue adalah salah satu orang terbodoh yang pernah ngelakuin hal itu, yang gue sempet seselin beberapa waktu.
21 Desember Tahun X, saat itu gue masih berstatus siswa SMA di sekolah gue tercinta SMAN 18 Palembang. Gue menjalin hubungan dengan Nia (akronim nama aslinya). Salah satu siswi SMA juga, namun karena otaknya yang memiliki kapasitas dapat menampung T-Rex dewasa ( itu karena sangking pinternya,kalo menurut gue) dia berstatus sebagai siswi di salah satu SMAN ternama,unggulan di Kota Palembang. Yang lebih enggak kalah ajibnya, Nia adalah temen deket atau notabene bisa dibilang sahabatan sama mantan gue yang sebelumnya, sebut saja namanya Tria. Hanya butuh berapa hari saja setelah putus sama Tria, gue dengan lugu dan tanpa dosa memilih ngedeketin Nia. Mungkin karena fikiran gue yang masih setengah mateng (emangnya telor) gue enggak ambil pusing mau jadian sama siapa saja. Tanpa gue sangka, ternyata kejadian itu membuat awal titik balik kehidupan gue ampe sekarang. Mau tau ceritanya? Mau tau? Kasih tau enggak ya?? Ya baca aja lanjutannya :D gitu amat kok repot, amat aja enggak repot-repot amat :D aduh bingung dah gue jadinya.

          Lanjut...
          Gue akhirnya jadian dengan Nia tanpa embel-embel ”kesulitan” sedikitpun. Sampe sekarang aja gue sampe bingung dari sisi mana dia mau nerima gue dengan segala kekurangan yang gue miliki ini. Hari-hari kita laluin dengan frekuensi bertemu yang cukup sulit. Hanya satu kali bertemu selama satu minggu, itu pun sabtu sore. Walaupun dengan segala macam kesibukan yang melekat erat padanya, tetep enggak memudarkan rasa sayang gue ke dia *caileh*. Namun apa daya tangan tak sampai, ternyata kurangnya frekuensi bertemu antara kami membuat gue stres sendiri, dan yang lebih stres lagi adalah saat gue memperhatikan situs jejaring sosialnya Nia. Kedekatannya dengan berbagai macam teman sekolahnya baik yang ukuran M, L, XL , (emangnya baju?) berhasil dengan suksesnya ngebuat gue ”jealous”. Yap, gue jealous. Satu,dua,tiga hari gue bisa menahan perasaan itu. Tapi ketika sudah mencapai hitungan 1 bulan, hati gue udah cukup gondok(emangnya leher aja yang bisa?). Dengan tingkah kekanak-kanakan gue, akhirnya gue labrak tuh anak yang emang bener-bener deket sama Nia. Sebut saja namanya Andi. Gue hampiri si Andi di jejaring sosialnya. Namun apa yang terjadi? Nia marah sama gue. Nia bilang gue lebih kekanak-kanakan daripada anak TK. Gue sempet marah juga sama Nia. Gue bilang wajar kalo gue marah. Disaat waktu buat kita untuk sama-sama sangat minim, eh dia malah tega seakan-akan bertingkah ”ngeledek” gue dengan berinteraksi di jejaring sosial. Gue pun bilang kalo dia dengan sengaja mau mancing emosi gue.

          ”Andi itu temen gue, salah satu makhluk di SMA gue yang mau akrab sama gue. Lo salah besar kalo nganggep kami sedang ngeledekin elo Pikiran lo emang cetek sat! Harusnya lo tanya dulu baek-baek ke gue, ke cewek lo ini apa isi unek-unek hati lo! enggak perlu sampe ngelabrak si Andi kan? Bikin malu !”

          JDERRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR......

          Rasanya ini udah malem, tapih *jleb nya itu kayak petir disiang bolong. Dibalik kata-katanya yang menyakitkan, ternyata Nia emang bener.. ”Arrgggggggggghh gue bego, bego banget” teriak gue dalem hati.

          Gue bersalah sama Nia dan Andi. Tanpa dikomando oleh komandan pasukan, gue pun meminta maaf sama Andi. Pucuk dicinta ulam pun tiba dengan kemurahan hatinya, Andi pun memafkan gue. Satu kata yang paling gue inget waktu itu, ”Ndi, kalo gue enggak bisa ngejaga Nia, gue mohon banget sama elo,Gue titip Nia sama elo.”
Namun dengan dewasa andi menyikapi omongan gue, ”enggak ada yang bisa gue lakuin lebih untuk ngebuat dia bahagia. Kebahagiaan yang bisa gue kasih hanyalah kebahagian sebagai seorang teman. Lo yang harus ngebahagiain dia apapun yang terjadi. Lo tenang aja,entar gue bakal bujuk dia buat maafin lo. Tapi lo harus janji, lo enggak akan ngulangin kesalahan lo ini”
Dengan tampang sok bloon diiringi senyum yang selebar lapangan bola jakabaring, gue pun mengiyakan. ”iya Ndi, gue janji. Jaaaaaaanji bangeeeeeeet ”


          Bersambung.................
           

Senin, 06 Februari 2012

'Sad'turday nite



Jalanan pagi ini terasa sangat menusuk tulang.
hujan dengan kecepatan konstan mengguyuri kota palembang dengan cantiknya.
kalo bukan tuntutan study mana mau gw bela-belain kuliah :D *malesnya keluar


bermodal selembar jaket kulit gembel gw arungi jalanan dengan menahan gemeretak di gigi.
sesampainya di halte, gw langsung parkir motor dan siap-siap "morsing" berebut bis dengan para mahasiswa lainnya *kebiasaan tiap hari*
adu sikut, adu tulang, sampe akhirnya adu kambing , gw masuk dengan nyaris tidak selamat di bus. dengan wajah penuh sumringah mengeksploitasi "kemenangan" gw tadi, gw hantamkan pantat dengan indahnya dibangku bis.
"aaah, terasa empuk sekali bangku pagi ini." gw pikir perjuangan gw cuma sampe segitu doang, ga taunya masih ada lagi. seorang pria yg sampe sekarang jenis kelaminnya masih meragukan duduk disebelah gw. matanya sayu. hidungnya satu. tapi lobang idung nya gede banget. gila, ini orang apa titisan hulk? yah masa bodo amat yang penting ada temen seperjuangan. eh, temen seperjalanan.

"geser dikit mas" pintanya sama gw
gila, itu badan udah ukuran XXL masih aja minta geser.
dengan tampang merengut gw geser badan gw yang kecil ramping ini hampir mepet banget ke kaca.
"malangnya pagi ini" gerutu gw dalam hati sambil menghela nafas.


demi menghilangkan rasa bosan, gw keluarin hape legendaris gw dari kantong.
memang ga ada sms pagi itu, miris banget dengen apa yang gw dapet tiap pagi *tragis*
yah, dulu sih masih makhluk berjenis kelamin wanita yg perhatian sama gw.
tapi sekarang, belum ada satu wanita pun yang mampu menggerakkan hati gw untuk berpaling maupun move on darinya.
gw baca folder di hape gw sambil nyetel lagu Eternal Flame nya Atomic Kitten, gw baca lagi sms-sms beberapa bulan yang lalu saat gw masih bersama dia. *caileh
mengingatkan kembali kenangan-kenangan indah maupun tidak indah yang pernah kita alamin bersama.
kenangan indah yang hancur karna campur tangan temen, dan beberapa orang yang gak bertanggung jawab.
kenangan buruk yang udah lama gw lupain, yang udah pernah gw simpen dikotak sampah yang berada dihati gw.
namun belakangan ini kembali teringat,kembali menghiasi sanubari.


suatu malam,lebih tepatnya malem minggu.
gw yang gak tau harus pergi kemana, padahal dijalan banyak yang gw lihat pergi sama pacarnya masing-masing. memutuskan untuk kumpul bersama sahabat-sahabat gw semasa SMA dan tentu saja sampai saat ini.
keceriaan gw bersama mereka malem itu akhinya sampai pada pukul setengah 12. karena udah larut malam kami pun beranjak pulang.
dipersimpangan antara jalan menuju rumah dan tempat gw makan biasa makan sama temen-temen, gw berhenti.entah kenapa hati ingin menuju ke FC *foodcourt kalo kami biasa bilang.
ga muter motor gw dan , bener saja temen-temen gw lagi kumpul disitu.
gw cabut kunci dan langsung menyapa mereka.
"darimana tos?" tanya temen gw
(kalo dikalangan temen deket rumah gw emang dipanggil tos,maksudnya potongan nama bokap)
gw bilang aja,habis jalan sama pacar. *padahal sama temen

diiringi genjrengan gitar,mereka bercanda dan gw pun ikut tertawa lepas malam itu,sampai akhirnya ada pembicaraan...

"tadi aku pergi sama si K toss"
"oh kemana kak?"
"jalan-jalan aja, ke Benteng, makan"
mendengar nama si "K" #mantangue langsung membuat memori otak gw kacau.
gw yang pernah  galau setengah kilo gara-gara dia dan teman gw, kenapa harus mendengar lagi nama itu dan temen gw lagi.

suasana hati gw jadi ga karuan malam itu.dan gw tau kalo gw terus berada disana, gw bakalan makan ati dengerin kemesraan mereka di malam itu.
melihat gelagat gw yang gelisah, ada seorang temen gw yang tau. diem-diem dia bisikin, "udah pulang aja, abang ngerti apo yang kau pikiri".
mendengar kata-kata itu,akhrinya gw berpamitan. temen gw bilang jangan pulang dulu, tapi gw bilang udah malem dan gw langsung pamit,waktu emang udah nunjukin jam setengah 1 pagi.
malem itu gw kepikiran banget. kepikiran sampe ga bisa tidur gara-gara belum ngantuk.
malam pun berakhir.

Keesokan harinya..

"nih foto kami jalan kemaren" kata temen gw
entah emang sengaja, atau emang gimana dia memperlihatkan foto itu sama gw.foto yang udah lengkap diupload di facebook.
gw pandangi foto itu,gw tangkap semua kesenangan mereka malam itu di retina mata gw.gw tangkap tatapan mata bahagia keduanya.
gw tersenyum, gw menahan sakit dengan tersenyum..



"close youre eyes, give me youre hand darling. do you feel my heart beating? do you understand?"
gak terasa lagu ini udah belasan kali diputer selama perjalanan gw menuju kampus tercinta.
timingnya emang pas bener.
pacar gw, ninggalin gw dan pergi setelah mengisi hati gw sembilan bulan.
yang telah memiliki pasangan sekarang, dan kemarin jalan sama temen gw. temen deket gw walaupun bukan kategori yang bisa gw bilang sahabat.
apa lo sadar 'K'? sampe sekarang gw ga bisa ngelupain lo, tapi setelah gw lihat foto itu. mengetahui apa saja yang terjadi setelah itu, perlahan-lahan memusnahkan asa yang ada dihati gw buat elo.
"gw masih nunggu lo diujung jalan ini"
itu kata-kata gw yang gw ucapkan beberapa bulan yang lalu.
tapi setelah kejadian ini, kejadian ini seakan menjadi titik akhir pengharapan tak pasti gw untuk lo.
gw menemukan ujung jalan yang selama ini  ga pernah gw temukan.

"biarlah cerita cinta itu kan menjadi kenangan indah nanti."
playlist lagu tau-tau langsung muter lagu flanella,selamat tinggal cinta pertama.


"mas, mas" tiba-tiba ada yang mengejutkan lamunan gw.
"ah iya, apa? gw melongok ke samping kanan kursi"
kenek bis menadahkan tangannya meminta ongkos perjalanan karena sedikit lagi sampe ke Kampus tercinta.
"ini mas, makasih" seraya gw sambil memberi uang.



~Selamat tinggal cinta pertama, mengisi waktuku memberi rasa yang tak terlupakan.Tak mudah ungkapkan dengan hati saat senyum dan tangis menyatu tapi ini terbaik untukku dan untuk dirimu.~
~hanya waktu yang mampu ,mengerti betapa berat perpisahan ini semoga cerita cinta ini menjadi kenangan indah nanti~ :)

Gerbang Universitas sriwijaya udah kelihatan, gw beranjak untuk duduk dikursi lebih tinggi dan merapikan rambut gw. Saat fakultas gw kelihatan, lagu ini selesai diputar, dan bis udah mulai menepi,

                                                          "Gw udah bisa ngelupain elo"