Sabtu, 08 September 2012

Life Story~


 'Sad'Turday Nite


Jalanan pagi ini terasa sangat menusuk tulang.
hujan dengan kecepatan konstan mengguyuri kota palembang dengan cantiknya.
kalo bukan tuntutan study mana mau gue bela-belain kuliah.
                                
Bermodal selembar jaket kulit gembel, gue arungi jalanan dengan menahan gemeretak di gigi. Sesampainya di halte, gue langsung parkir motor dan siap-siap "morsing" berebut bis dengan para mahasiswa lainnya. Adu sikut, adu tulang, sampe akhirnya adu kambing. Gue masuk dengan nyaris tidak selamat di bus. Dengan wajah penuh sumringah mengeksploitasi "kemenangan" tadi, gue hantamkan pantat dengan indahnya dibangku bis.
"aaah, terasa empuk sekali bangku pagi ini."

Gue pikir perjuangan gue cuma sampe segitu doang, gak taunya masih ada lagi. seorang pria yg sampe sekarang jenis kelaminnya masih meragukan duduk disebelah gue. matanya sayu,hidungnya satu,tapi lobang idungnya gede banget. ”gila, ini orang apa titisan Hulk? yah masa bodo amat yang penting ada temen seperjuangan. eh, temen seperjalanan” Gumam gue.

"geser dikit mas" pintanya sama gue
gila, itu badan udah ukuran XXL masih aja minta geser.
dengan tampang merengut, gue geser badan yang kecil ramping ini hampir mepet banget ke kaca.
"malangnya pagi ini" gerutu gue dalam hati sambil menghela nafas.




Demi menghilangkan rasa bosan, gue keluarin hape legendaris dari kantong.
memang gak ada sms pagi itu, miris banget nasib gue tiap pagi.
Yah, dulu sih masih ada makhluk berjenis kelamin wanita yang perhatian sama gue. Dulu, gue mempunyai seseorang yang berharga, yang berarti , dan seseorang yang mampu membuat gue tersenyum dikala keadaan yg miris sekalipun.
 Dia, mengajarkan gue bagaimana mencintai seseorang dengan sebenar-benarnya. Dia mengajari gue bagaimana cara bersabar dan lapang dada dalam menyikapi suatu masalah baik itu masalah ringan maupun berat sekalipun.
Diakhir rangkaian cerita lika-liku novel hubungan kami, dia juga yang mengajarkan gue bahwa mempercayai seseorang itu sulit , dan akan sangat menyulitkan ketika banyak faktor-faktor perusak kepercayaan tersebut datang menghampiri..
Diawal hubungan kami, mungkin gue lebih sering merasakan sakit hati ketimbang rasa bahagia. Dengan wajahnya yg cantik dan tentu saja rebutan para cowok cowok, gue harus menerima pil pahit ketika menemukan beberapa bukti-bukti kedekatannya dengan cowok lain. gue tanya baik-baik dengannya, mencoba memberikan kepercayaan yang lebih karena rasa sayang gue ke dia, dan akhirnya gue luluh saat dia tersenyum dan menjelaskan yang sebenarnya kepada gue. indah sekali pemandangan saat itu.
Bahkan saat gue dihantam dengan masukan-masukan menyakitkan dari seseorang yang pernah dekat dengannya, gue tetep berfikir positif dan mempercayainya sebagaimana gue mengharapkan kepercayaan darinya.
Tapi, kenyataan  pahit harus gue terima saat dia lebih mempercayai orang-orang yang baru dikenalnya ketimbang mempercayai gue yg telah mengisi hari-harinya selama kurang lebih 9 bulan. apa arti jerih payah gue untuk mempercayainya pada waktu itu? 
Gue ngerasa miris dengan keadaan. suatu hubungan yang tak dilandasi dengan rasa percaya hanyalah menghasilkan sebuah kehancuran, dan gue adalah tipe-tipe yang nggak kuat untuk menerima kenyataan seperti itu. gue hanya merasa seperti orang bodoh yang mencintai seseorang, tapi orang itu tidak mencintai gue.
namun sekali lagi, dalam keadaan yang sesakit apapun itu, gue tetep menghargai keputusan yg dia buat. kesabaran manusia memang ada batasnya, tetapi gue berusaha membuat ‘ruang’ kosong didalam hati gue untuk menyimpan segala sakit hati yang pernah gue terima selama ini. jika ingat tetangga gue yg meninggal karena sakit Jantung waktu itu, mungkin suatu saat entah kapan jika kantong kesabaran dihati gue meledak, dan Jantung gue pun pecah, mungkin saat itu gue akan bener bener kehilangan diri gue sendiri. itulah konsekuensi hidup.
mencintai seseorang itu tidak lah gampang seperti membalikkan telapak tangan, namun gue mencoba untuk membuat nya mencintai gue walaupun tarafnya hanya mendekati membalikkan telapak kaki 180 derajat.





Suatu malam..
Di salahsatu pusat tongkrongan anak muda dikota palembang, gue pergi bersama pacar gue untuk menyelesaikan masalah yang terkatung-katung selama kurang lebih 1 bulan. tanpa direstui orang tua untuk pergi, gue tetep pergi demi menyelesaikan masalah itu. Gue Harep, dia nggak pernah tau kejadian apa yang gue dapet sepulang dari pergi bersamanya malam itu.
obrolan-obrolan kami pun dibuka, diiringi dengan suasana dinginnya malam, gue dan dia saling berdebat membahas masalah kami.
gue yang hanya bisa memberikan fakta dan kenyataan yg sebenar-benarnya kepadanya ternyata belum memberikan kepuasan jawaban dan alasan untuknya. dan akhirnya, dia memanggil seseorang yang dia percayai ,yang pernah membicarakan borok gue, yang ternyata orang itu tidak lain adalah teman sepermainan gue sejak kecil.
semakan,setidur,serokok. itu semua telah gue alami bersama temen gue itu, dan malam itu dia datang diiringi emosi yang meledak-ledak. dengan tampang dan nafsu untuk membunuh gue, gue berusaha untuk menenangkan hati dan fikiran nya. gue tau dia sedang durundung masalah yang tak kunjung usai, dan jika kami berbicara dengan suasana hati diiringi emosi yang meninggi, entah pertarungan macam apa yang akan terjadi malam itu. gue yang disudutkan, gue yang disalahkan, tetapi gue meminta maaf padanya. gue hanya ingin tau alasan apa yg membuatnya membicarakan keburukan-keburukan gue ke pacar gue. tidak lebih tidak kurang. namun sampai saat ini, dia belum menjawab hal tersebut. wallahualam bissahwab.
 saat pembicaraan gue dan temen gue mencapai klimaksnya, gue meminta maaf dan bersalaman dengannya. gue tahu kalo gue gak salah, tapi untuk meminimalisasi emosi dan suasana hati yang saat itu sangat panas, sepertinya hal itu memang pantas dilakukan.
yah, pacar gue nangis. setetes,dua tetes dan akhirnya jaket yang ia kenakan dibanjiri dengan tetesan air matanya yang meluncur dengan deras. jika dulu gue pernah berusaha untuk menghapus air matanya, memeluknya untuk menenangkannya, tapi malam itu, sepertinya gue nggak pantas untuk melakukannya. gue telah menyadari bahwa uluran tangan dan dekapan yang gue berikan hanya akan ditepis dan dimentahkan dengan kerasnya. dan gue nggak mau hal itu terjadi. sepanjang perjalanan pulang, kami hanya berdiam diri dan gue sesekali mengingatkannya akan kebiasaan-kebiasaan jelek yang sebaiknya pacar gue kurangi. Finally, gue bertanya satu hal kepadanya.
"masih pantaskah aku memanggilmu dengan kata 'SAYANG ' ?"
dan dia menjawab nya dengan dingin..
                                       "nggak tau.."       
sesampainya dirumahnya, waktu saat itu menunjukkan kurang lebih pukul 22.00 , suhu 29 derajat namun terasa 180 derajat dihati gue. gue berpamitan dengan dia, dan orang tuanya.
jika memang malam itu adalah malam terakhir bagi gue untuk mengantarnya pulang, gue akan berusaha mengingat bagaimana jalan menuju rumah itu yang mungkin nggak akan pernah gue tahu lagi..




Dan akhirnya, sampai sekarang belum ada satu wanita pun yang mampu menggerakkan hati gue untuk berpaling maupun move on darinya.

Gue baca folder di hape gw sambil nyetel lagu Eternal Flame-nya Atomic Kitten, gue baca lagi sms-sms beberapa bulan yang lalu saat gue masih bersama dia. mengingatkan kembali kenangan-kenangan indah maupun tidak indah yang pernah kita alamin bersama. kenangan indah yang hancur karna campur tangan temen, dan beberapa orang yang gak bertanggung jawab. kenangan buruk yang udah lama gue lupain, yang udah pernah gue simpen dikotak sampah yang berada dihati gue. namun belakangan ini kembali teringat,kembali menyerang sanubari.
                                       
Suatu malam,lebih tepatnya malam minggu.
gue yang gak tau harus pergi kemana, padahal dijalan banyak yang gue lihat pergi sama pacarnya masing-masing. Akhirnya gue memutuskan untuk kumpul bersama sahabat-sahabat gue semasa SMA dan tentu saja sampai saat ini. keceriaan gue bersama mereka malam itu akhinya sampai pada pukul setengah 12. karena udah larut malam kami pun beranjak pulang.
Dipersimpangan antara jalan menuju rumah dan tempat gue biasa makan sama temen-temen, gue berhenti. entah kenapa hati ingin menuju ke FC, foodcourt kalo kami biasa bilang.









Gue muter motor dan bener saja temen-temen gue lagi kumpul disitu.
gue cabut kunci dan langsung menyapa mereka.
"darimana tos?" tanya temen gue
(kalo dikalangan temen deket rumah,gue emang dipanggil tos. maksudnya potongan nama bokap)
gue bilang aja habis jalan sama pacar, padahal sama temen.

Diiringi genjrengan gitar, mereka bercanda dan gue pun ikut tertawa lepas malam itu. sampai akhirnya ada pembicaraan.

"tadi aku pergi sama si K toss"
"oh kemana kak?"
"jalan-jalan aja, ke Benteng, makan"

mendengar nama si "K",mantan gue,langsung ngebuat memori otak gue kacau. gue yang pernah galau setengah kilo gara-gara dia dan teman gue, kenapa harus mendengar nama itu lagi dan temen gue lagi. suasana hati gue jadi gak karuan malam itu. gue tau kalo terus berada disana, gue bakalan makan ati dengerin kemesraan mereka dimalam itu.
melihat gelagat gue yang gelisah, ada seorang temen  yang tau. diem-diem dia bisikin, "udah pulang aja, abang ngerti apa yang kamu pikirin".
mendengar kata-kata itu,akhrinya gue berpamitan. temen gue bilang jangan pulang dulu, tapi gue bilang udah malem dan gue langsung pamit,waktu emang udah nunjukin jam 1 pagi.
malem itu gue kepikiran banget. kepikiran sampe gak bisa tidur gara-gara belum ngantuk.

Malam yang menyebalkan itu pun berlalu...




                                                        
Keesokan harinya..

"nih foto kami jalan kemaren" kata temen gue.
entah emang sengaja atau enggak, dia memperlihatkan foto itu sama gue.

foto yang udah lengkap diupload di facebook.
gue pandangi foto itu,gue tangkap semua kesenangan mereka malam itu di retina mata.
gue tangkap tatapan mata bahagia keduanya.
gue tersenyum, gue menahan sakit lagi dengan tersenyum..

"close youre eyes, give me youre hand darling. do you feel my heart beating? do you understand?"
gak terasa lagu ini udah belasan kali diputer selama perjalanan gw menuju kampus tercinta. Timingnya emang pas bener.
pacar gue, ninggalin gue pergi setelah mengisi hati, jiwa, dan sanubari gue sembilan bulan. Dia juga udah memiliki pasangan sekarang, dan kemarin jalan sama temen gue. temen deket gue walaupun bukan kategori yang bisa gue bilang sahabat.
apa lo sadar 'K'? sampe sekarang gue ga bisa ngelupain lo, tapi setelah gue lihat foto itu. mengetahui apa saja yang terjadi setelah itu, semua telah memusnahkan asa yang ada dihati gue untuk terus ngarep elo.





"gue masih nunggu lo diujung jalan ini"

itu kata-kata gue yang gw ucapkan beberapa bulan yang lalu.
tapi setelah kejadian ini, semua seakan menjadi titik akhir pengharapan tak pasti gue untuk lo, dan akhirnya gue menemukan ujung jalan yang selama ini gak pernah gue temukan.


"Semoga cerita cinta ini kan menjadi kenangan indah nanti."

Tanpa sadar gue muter lagu flanella,selamat tinggal cinta pertama.

"mas, mas" tiba-tiba ada yang mengejutkan lamunan gue.
"ah iya, apa? gue melongok ke samping kanan kursi"
kenek bis menadahkan tangannya meminta ongkos perjalanan karena sedikit lagi sampe di Kampus tercinta. Gue melirik ke arah samping, Si Hulk ternyata belon bangun dari tidurnya, ”sial!” gerutu gue.
"ini mas, makasih" seraya gue sambil memberi uang.
~Ku tulis ini saat bersedih menunggu dirimu yang tak berdaya terpisah oleh keadaan.
Selamat tinggal cinta pertama mengisi waktuku memberi rasa yang tak terlupakan.
Tak mudah ungkapkan dengan hati saat senyum dan tangis menyatu tapi ini terbaik untukku dan untuk dirimu.
Hanya waktu yang mampu mengerti betapa berat perpisahan ini semoga cerita cinta ini menjadi kenangan indah nanti.~

Gerbang Universitas sriwijaya udah kelihatan, gue beranjak untuk duduk dikursi lebih tinggi sembari merapikan rambut gue. Saat fakultas gue kelihatan, lagu ini selesai diputar, dan bis udah mulai menepi..
”Selamat tinggal cinta pertama Gue!”

IN Memoriam :')


Tidak ada komentar:

Posting Komentar